Sabtu, 03 Agustus 2013

Hadits Qudsi

Sekelumit perkenalan dengan para penyusun kitab hadits yang menjadi sumber pengambilan hadits-hadits qudsi ini bagian-4 Dikutip dari buku hadits qudsi, penterjemah Muhammad Zuhri. Penerbit CV Toha Putra Semarang. (1982:14-15)

Imam Abu Dawud ra.
Ia adalah imam Sulaiman bin Asy’ats bin Ishaq Al Asadi As Sijistani. Ia berkelana untuk menuntut ilmu, mengarang kitab-kitab yang banyak jumlahnya, mengajar penduduk Iraq, Syam, Mesir, dan Khurasan. Ia lahir pada tahun 202 H dan meninggal di Basrah pada tanggal 14 Syawal 275 H.
Ia mengambil (belajar) Hadits dari guru-guru Al-Bukhari dan Muslim seperti Ahmad bin Hambal, Utsman bin Abi Syabtah, Qutaibah bin Sa-id dan lain-lain dari para imam hadits. Orang-orang yang belajar kepadanya antara lain puteranya sendiri Abdullah, Abu Abdir Rahman, An Nasa’i, Abu Ali Al Lu’lui dan lain-lain.

Ia menunjukkan kitab susunannya kepada Ahmad bin Hambal lalu dipandangnya baik dan bermutu.
Abu Dawud ra berkata: “Saya mencatat 500.000 buah hadits Rasulullah, lalu saya pilih 4.800 buah hadits yang saya kumpulkan di dalam kita ini. Saya cantumkan hadits yang shahih, yang menyerupai dan mendekatinya.
Cukuplah bagi seseorang untuk menjaga agamanya empat buah hadits yaitu:
1. Sabda Nabi saw:


اَ ْلاَعْمَا لُ بِا لنِّيَّا تِ
Artinya: “Amal-amal itu dengan niatnya”.
2. Sabda Nabi saw:


مِنْ حُسْنِ اِسْلاَمِ اْلمَرْءِ تَرْ كُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
Artinya: “Sebagian dari baiknya islam seseorang adalah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya”.
3. Sabda Nabi saw:


لاَيَكوْنُُ الْمُوءْمِنُ مُوءْمِنًا حَتَّى يَرْ ضَى ِلاَ خِيْهِ مَا يَرْ ضَى لِنَفْسِيْهِ
Artinya: “Seorang mukmin itu tidaklah benar-benar mukmin sehingga ia ridho bagi saudaranya akan apa yang dia ridho bagi dirinya”.
4. Sabda Nabi saw:


اَلْحَلاََلٌٌٌ بَيِّنٌ وَ اْلحَرَامٌ بَيِّنٌ
Artinya: “Halal itu jelas dan haram itu jelas”.
Abu Dawud ra itu pada derajat yang tinggi dalam bidang ilmu, ibadah dan wara’. Diriwayatkan bahwa ia mempunyai lengan baju yang luas dan lengan baju yang sempit. Ditanyakan kepadanya: “Apakah ini?” ia menjawab: “Yang luas untuk kitab-kitab dan yang lain tidak diperlukan”.

Al-Khaththabi berkata: “Tidaklah dikarang suatu kitab tentang ilmu agama seperti sunan Abu Dawud dimana kitab itu telah diterima oleh seluruh manusia yang berbeda-beda madzhabnya”.
Abu Dawud berkata: “Saya tidak mencantumkan dalam kitabku sebuah hadits yang disepakati manusia untuk menolaknya”.
Ibnu A’rabi berkata: “Seandainya seseorang hanya memiliki ilmu Al Qur’an dan kitab ini (Sunan Abu Dawud) niscaya ia tidak membutuhkan ilmu yang lain”.

Ulama-ulama sebelum Abu Dawud menyusun kitab-kitab Jami’, musnad-musnad dan lain-lain, yang mana kitab-kitab itu berisikan sunah-sunah, hukum-hukum, kisah-kisah, nasehat-nasehat dan kesusastraan.
Adapun sunnah semata-mata belum ada salah seorang dari mereka yang bermaksud menyendirikan dan menyimpulkan, dan kitab ini tidak disepakati seperti disepakatinya Sunan Abu Dawud. Ibrahim Al Harbi berkata: “Ketika Abu Dawud mengarang kitab ini, hadits dilunakkan baginya sebagaimana besi dilunakkan kepada Dawud as.


Download file di sini.

Written by: Media Belajar Online Updated at: 10.58

Penulis: Masterpendidikan ~ Media Belajar Online

Artikel Hadits Qudsi ini dipublish oleh Masterpendidikan pada hari Sabtu, 03 Agustus 2013 Terima kasih Anda telah membaca artikel tentang Hadits Qudsi ini. Sertakan link http://masterpendidikan.blogspot.com/2013/08/hadits-qudsi.html ini jika anda gunakan sebagai referensi. Semoga bermanfaat bagi anda. Jika anda menyukai Blog ini, silahkan like di http://facebook.com/masterpendidika dan follow kami di http://twitter.com/linkvariasi. Terima kasih!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda dengan sejujurnya dan tanpa paksaan dari siapapun, tidak mengandung unsur SARA, PORNOGRAFI, PORNOAKSI, hal ini demi perbaikan yang konstruktif-transformatif MASTERPENDIDIKAN.BLOGSPOT.COM. Terima kasih!