Translate

Selasa, 10 Desember 2013

thumbnail

Tips Menulis: Lo­gic, In­tuition, and Experience



Menulis merupakan kegiatan untuk menuangkan ide dalam ben­­tuk tu­­­li­san, sedangkan ide tersebut didapat dari berpikir. Apa yang ada da­lam se­­­tiap tu­­li­san-tulisan itu pasti tidak jauh dari pro­ses pemahaman (pro­ceed to un­­­der­­stand) yang dituangkan dalam ide­-ide yang berbau logical de­duction (lo­­gi­­­­ka ber­pikir).

Intuition, setiap orang pas­ti mempu­nyai pe­ra­sa­an yang ber­be­da, wa­lau­­pun berada pada situasi yang sama. Perasaan ter­sebut da­­pat be­ru­bah atau dapat dirubah dengan ber­diskusi, dengan ada­­­­nya buk­­ti ba­ru, serta ber­in­­te­rak­si de­ngan orang-o­rang yang ber­pe­­nga­la­man la­in­nya[1].

Experience, sepanjang manusia hidup pasti telah mengalami ba­nyak hal yang bisa dijadikan pelajaran yang berharga. Oleh ka­re­na itu, tidak he­ran jika persepsi seseorang sangat dipengaruhi oleh seberapa banyak pe­nga­la­man yang ia miliki. Pemahaman the role of lo­gic, in­tuition, andexperience ini se­jalan dengan pola ber­pikir Thomas L. Saaty seo­rang ah­li ma­tematika dari Uni­versity of Pittsburgh[2].

Tidak jauh berbeda dari pemikiran Thomas L. Saaty bahwa me­­nu­lis ju­ga merupakan buah dari lo­gic, in­tuition, andexperience yang dimi­li­ki setiap in­san. Oleh sebab itu, penting un­tuk selalu di­la­tih ke­ta­jaman talenta yang ada pada diri kita, salah sa­tu­­nya de­ngan me­nu­lis. Menulispun tidak serta mer­ta dapat dengan mudah di­la­kukan, apalagi bagi orang-orang yang tidak per­nah menulis se­­belumnya. Banyak sekali kendala yang dihadapi oleh pe­mu­­la, khu­­susnya darimana meng-awal-i sebuah tulisan. Untuk itu, me­nulis mem­­­bu­tuhkan tahap-tahap yang se-ha­­rus-nya tidak terlalu su­sah untuk di­ap­­li­kasikan, antara lain:

Pertama, pastikan bahwa tulisan itu merupakan buah pi­ki­ran anda sen­­­­di­ri. Man­fa­­atkan intuition (berupa feeling, dan emo­tion), experience (pe­nga­­la­­man), dan logic (akal sehat) anda sendiri. Hal ini bertujuan supaya tu­lisan an­­da tidak terkesan sebagai “kum­­­pulan kutipan” atau “clip­ping”. Dari ke­bia­sa­an mengguna­kan lo­gic, in­tuition, and experience ini anda akan dibawa ke du­­nia lain, yaitu dunia dimana di sana ditumbuhi ide-ide kreatif.

Kedua, tulislah sebanyak-banyaknya yang anda mampu. Ja­ngan hi­rau­­kan me­­nge­­nai alignment, font, spacing yang tidak rapi. Ma­salah edit itu men­ja­­di uru­­­san yang berikutnya, kalau tulisan anda sudah selesai secara kese­lu­ru­­han.

Ketiga, target yang hendak anda capai. Pastikan bahwa anda mem­­­pu­n­yai tang­­gal deadline yang harus anda tepati. Jangan sam­pai molor. Target di si­­ni memiliki dua pengertian, yaitu dari sisi kuantitas dan sisi kualitas. Ar­ti­nya, dari sisi kuan­titas, seberapa banyak anda mam­pu menghasilkan tulisan da­­lam jang­ka waktu yang telah anda tetapkan (deadline), sedangkan dari sisi kua­­litas, yaitu dari ku­an­­ti­tas tulisan yang telah anda hasilkan, seberapa ba­nyak tu­li­san anda yang ber­kualitas. Ja­ngan sampai terjadi tulisan banyak, ta­­­pi, tidak ber­kua­­litas. Penentuan kualitas atau tidaknya suatu tu­li­san, me­mang, bu­kan anda sendiri yang menentukan. Penilaian itu datangnya dari o­rang la­in. Untuk itu, min­ta bantuan orang lain, bisa saudara, teman, atau ke­­­luarga anda lain­nya untuk mengoreksi tulisan anda. Kalau anda eng­gan un­tuk me­repotkan orang lain, maka kirimkan saja tulisan an­da ke media massa baik cetak maupun elektronik (website-website yang menerima artikel). Ka­lau dalam waktu tiga bulan tidak ada ka­bar berita, berarti tu­li­san anda ti­dak dimuat, atau dengan kata lain ti­dak berkualitas.

Keempat, sediakan budget (anggaran), ka­rena me­nulis juga bu­­tuh bia­ya. Kalau budget anda sedikit, me­nu­lis dan edit de­­ngan ce­­pat di rental, kalau anda ti­­dak punya Personal Computer (PC) di ru­mah. Tapi, se­be­lum­nya buat­lah draft tulisan anda di rumah de­ngan tulisan ta­ngan terlebih dahulu. Hal ini untuk menghindari su­paya tidak banyak wak­tu terbuang di rental. 

Wa­­lau­­­­pun, anda punya PC di rumah bu­kan berarti anda bi­sa meng­gu­­­na­kan kom­­­­­puter berlama-lama, te­tap saja anda harus per­hatikan tagihan lis­­trik anda. Ingat program pemerintah untuk he­mat listrik (dimulai pukul 17.00 sampai pukul 22.00). Setelah selesai tu­lisan, ki­rimkan ke alamat tujuan de­­ngan biaya ki­rim­nya ter­­jang­kau oleh anda, arti­nya kalau budget sedikit, yang harus dilakukan adalah:

Kalau anda menggunakan jasa pos, mungkin anda tidak bi­­sa meng­­­gu­­­na­­kan fa­silitas pa­ket pos kilat khusus. Jadi, gunakan saja paket biasa. De­ngan resiko, surat ter­sebut sedikit terlambat datangya ke alamat tujuan.

Kalau anda bi­sa me­man­fa­atkan internet dengan meng­­gunakan fasiltas E-Mail, itu ma­lah akan le­bih efi­si­en. De­ngan E-Mail anda bisa me­ngi­rim­­kan ar­tikel anda ke be­be­rapa ala­mat se­ka­­li­­gus. 
Cara untuk mengirim E-Mail:

Pertama, alamat E-Mail. Untuk mengirimkan  E-Mail ke beberapa alamat sekaligus, ji­ka isinya sama, maka alamat tersebut dihubungkan dengan tanda koma ( , ) ke­mu­dian spasi nama alamat E-Mail berikutnya, seperti

Kedua, gunakan attachment
(lampiran). Gu­na­nya, jika tulisan (da­ta) anda ti­dak terbaca dalam format HTML (Hyper­text Mark­up Language), pe­ne­­ri­ma E-Mail (recipient) masih da­pat mem­ba­ca data tersebut dalam ben­tuk do­­ku­­men yang anda lam­pirkan (mi­sal dalam ben­tuk word.doc.). Ke­gunaan lain dari attachment adalah untuk mengatasi persoalan ka­pa­sitas e-mail yang ter­batas. Suatu contoh, jika anda ingin me­­ngi­rim­kan gambar, ketika anda copy ke e-mail anda, ke­mu­dian ti­dak mun­cul gam­barnya (tidak terbaca oleh for­mat HTML). Ja­ngan heran, karena E-Mail anda pas­ti kapasitas me­mo­ri­nya se­di­kit. Penyedia jasa e-mail gra­tis bia­sanya ha­nya memberi ruang ti­dak le­bih dari 1 Mega Byte (1000 kb), ta­pi, ada juga yang mem­be­ri ruang lebih da­ri itu. Ja­di, per­ha­tikan ka­­pa­si­tas memori da­ta anda, sebe­lum anda hendak me­­­ngi­­rim­ E-Mail.
Ketiga, Hal lain yang perlu diperhatikan ada­lah pe­nu­li­san subject E-Mail, 
. Tujuannya, ketika re­ci­pient (penerima E-Mail) me­­­li­hat inbox (su­­rat ma­suk), ia langsung tahu judul dari tu­li­san yang anda ki­rim.

Na­mun, demi­ki­an bukan berarti bud­get sedi­kit, nulis se­di­kit. Anda ha­rus tetap optimis dan mem­buat tulisan sebanyak-ban­yak­nya, seba­nyak yang anda mam­pu. Berpikir dan berpikir itu adalah kun­ci bagi penulis. Sediakan wak­­­­tu untuk berpikir mengenai ide apa yang akan anda tuangkan dalam tu­li­­san anda berikutnya.

Selanjutnya, yang harus anda lakukan adalah ja­ngan “putus asa”, bila tu­lisan anda be­lum di­mu­at itu tanda­nya ke­be­run­tungan be­lum berpihak ke­pa­da anda. Di si­si lain, ini se­­­bagai pelajaran ber­harga, mungkin tulisan ter­se­but per­lu anda ko­­reksi, barangkali ada kekurangan yang menyebab­kan tu­lisan ti­dak dimuat, khu­sus­nya dari sisi substansinya. Me­ngi­ngat, setiap me­­­dia cetak mem­pun­yai kriteria tersendiri dalam me­nilai sebuah tu­­­li­san, se­dang­­kan kriteria-kriteria yang mereka pa­kai bukan se­sua­tu yang berat un­tuk kita penuhi. 
Setiap media massa pasti men­sya­ratkan bahwa tu­lisan yang di­buat merupakan tu­lisan asli bu­kan plagiasi, actual dan up to date, kalau bi­sa buatlah tu­lisan itu sebagai tulisan yang mem­punyai wacana pen­ce­rahan se­­­hingga bi­sa membuka cakra­wa­la baru pemahaman masyarakat ma­sih ba­n­yak lagi kri­te­ria-kriteria yang lain. Se­lan­jut­nya, dalam penyajian meng­gu­na­­kan bahasa populer, panjang tulisan mini­mal 700 kata atau 5000 karakter de­ngan spasi ganda. Untuk memastikan bah­wa tulisan anda sudah me­me­nu­hi syarat panjang tulisan, maka ada fasi­li­tas dalam Microsoft Word, yaitu Word Count. Gunanya untuk meng­hi­tung berapa karakter tulisan anda. Ca­ra­nya: blok kata/kalimat yang anda maksud, selanjutnya, klik menu Tools, ke­mudian klik Word Count.



Gambar 1‑1 Word Count box

Dari data statistik di dalam Word Count tersebut di atas, menun­juk­kan bahwa tulisan tersebut terdapat:

Pages
:
2 halaman
Words
:
149 kata
Characters (no spaces)
:
1.401 karakter (tanpa spasi)
Characters (with spaces)
:
1.604 karakter (dengan spasi)
Paragraphs
:
2 paragraf
Lines
:
27 baris




Tidak ada yang aneh dari kegiatan menulis, namun bagi se­ba­gian orang menulis adalah pekerjaan yang berat. Berat tidak da­lam arti fisik, me­lain­kan dari sisi psi­ko­lo­gis. Memang, tidak semua ma­nusia ditakdirkan se­ba­gai penulis. Akantetapi, pe­ker­­jaan me­nu­lis bisa dilakukan siapa saja wa­lau­pun ia tidak berbakat me­nu­lis.

Biasanya, pada saat pertama kali menulis selalu terjadi trial and error (coba dan sa­­lah). Pasti, banyak coretan, revisi karena error (kesalahan) ter­se­but. Selan­jut­nya, error tersebut dapat dieliminasi sedikit demi sedikit seiring dengan rutinitas me­­nulis. Gambar 1-2 mendeskripsikan rutinitas menulis yang dilakukan berda­sar­kan modal yang telah dimiliki seseorang, yaitu berupa intuition, logic, dan experience



Gambar 1‑2 Siklus menulis

Untuk menulis, setidaknya ada tidak tahap (level) yang bisa diapli­ka­si­kan.

Tahap I

Fokus
:
adalah konsentrasi fokus pada kegiatan me­nu­lis.
Tahap II

Modal
:
adalah kepemilikan modal berupa bakat (talent) se­seo­rang. Pada dasarnya, setiap ma­nu­sia pasti me­miliki In­tui­tion, Logic, dan Experience.
Tahap III

Output
:
adalah keluaran yang dihasilkan kegiatan menulis ter­se­but, yang pasti tulisan.

Kemudian, dari Output tersebut ada tanda panah menuju ke arah Me­nulis, mak­sud­nya ketika pekerjaan menulis sudah dilaksanakan dan meng­hasilkan tu­li­san, di­ha­rapkan ada tulisan-tulisan lain yang dapat diha­sil­kan dari kegiatan me­nu­lis. Ar­ti­nya, ada kontinuitas (keberlanjutan) dari ke­gia­tan me­nulis secara ru­tin. Men­ja­di­kan menulis sebagai siklus yang tidak akan ber­­hen­ti alias pekerjaan ru­tin. Kon­teks ru­tin tidak harus dilakukan dengan me­­nga­baikan pekerjaan utama, me­­lain­kan ber­ja­lan beriringan. Di sela-sela ke­sibu­kan menjalankan pekerjaan uta­ma, anda bi­sa me­nyelingi dengan me­nu­lis.

Akhirnya, jangan pernah lupa bahwa setiap manusia telah di­­bekali ta­­­len­­­­ta sejak di­la­­hirkan. Jadi manfaatkanlah, selagi masih di­­beri kesem­pa­­­tan. Lo­­gic, in­tuition, andex­perience yang anda miliki, me­­rupakan modal yang ti­dak ternilai harganya, jika di­bandingkan de­­­ngan modal materi yang anda bu­­tuhkan untuk membuat satu tu­­li­san. Pada hakekatnya, orang gagal itu hanya ada dua tipe, yaitu:



termasuk tipe yang manakah anda? Sekarang mulailah melihat diri anda sendiri, Apapun usaha anda, yakinlah bahwa tidak ada sesuatu yang sia-sia.




[1] Lihat Saaty, Thomas L. 1990. De­ci­sion Making for Leader, hlm, 6.
[2] Ibid.

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments

Berikan komentar anda dengan sejujurnya dan tanpa paksaan dari siapapun, tidak mengandung unsur SARA, PORNOGRAFI, PORNOAKSI, hal ini demi perbaikan yang konstruktif-transformatif MASTERPENDIDIKAN.BLOGSPOT.COM. Terima kasih!

Arsip Master Pendidikan