Pengobatan rukiyah menurut Syaikh Wahid bin ‘Abdissalam
Baali (2012, hal.101-103) dilakukan dengan menggunakan cara sebagai berikut:
- Membuat ‘suasana keimanan’ yang benar yaitu mengeluarkan/ membuang semua gambar-gambar makhluk hidup yang disukai syaitan dari rumah, sehingga malaikat rahmat dapat masuk ke dalam rumah.
- Mengeluarkan atau membakar jimat/ buhul pada orang yang akan diobati.
- Mengosongkan ruangan dari nyanyian maupun suara seruling, gendang, ketipung, drum dan lain-lain.
- Mengosongkan tempat dari hal yang bertolak belakang dengan syariat missal lelaki yang mengenakan emas, wanita yang berdandan atau orang yang merokok.
- Memberi pelajaran tentang aqidah kepada orang yang akan diobati dan keluarganya sehingga ketergantungan hati mereka hanya kepada Allah.
- Berwudhu sebelum memulai pengobatan ruqyah, dan orang yang akan diobat juga harus berwudhu.
- Jika yang terkena sihir ini adalah wanita hendaknya anda tidak mulai pengobatan sampai benar-benar wanita ini menutup aurat, sehingga tidak ada yang terbuka pada saat melakukan pengobatan.
- Jangan mengobati/ ruqyah wanita yang memakai pakaian yang bertentangan dengan syariat, missal wanita yang mengenakan pakaian terbuka, wewangian, atau wanita yang memakai kutek di kuku yang menyerupai wanita kafir.
- Janganlah anda mengobati seorang wanita kecuali ia ditemani oleh mahramnya.
- Jangan pula ia memasuki ruangan bersama anda tanpa disertai mahramnya.
- Berlepas dirilah kepada Allah dari segala daya dan kekuatan dengan membaca hauqolah (لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّ ةَ إِلاَّ بِا اللهِ: Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)
Doa yang
dibaca Jibril AS ketika meruqyah Rasulullah saw (hal.190):
بِسْمِ
اللهِ أَرْقِيْكَ، وَاللهُ يَشْفِيْكَ مِنْ كُلِّ دَاءٍ يُؤْذِيْكَ، وَ مِنْ .كُلِّ
نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيْكَ
“Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari segala yang
menyakitkanmu, dan dari kejahatan setiap diri atau dari pandangan mata yang
penuh kedengkian, semoga Allah menyembuhkanmu dengan nama Allah aku meruqyahmu”. (bacaan hendaknya
diulang tiga kali).Sumber: Syaikh Wahid bin ‘Abdissalam Baali (2012). Sihir dan guna-guna serta tata cara mengobatinya menurut Al qur’an dan As-sunnah. Pustaka Imam Asy-Syafi’I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar anda dengan sejujurnya dan tanpa paksaan dari siapapun, tidak mengandung unsur SARA, PORNOGRAFI, PORNOAKSI, hal ini demi perbaikan yang konstruktif-transformatif MASTERPENDIDIKAN.BLOGSPOT.COM. Terima kasih!